Ikhlas Kunci Setiap Perbuatan
*الاعمال صور قائمة وأرواحها وجود السر الإخلاص فيها
“Amalan zahir adalah kerangka sedangkan rohnya adalah ikhlas yang terdapat dengan tersembunyi dalam amalan itu.”
Amal lahiriah digambarkan sebagai batang tubuh dan ikhlas pula digambarkan sebagai nyawa yang menghidupkan batang tubuh itu. Sekiranya kita kurang mendapat kesan yang baik daripada latihan kerohanian hendaklah kita merenung dengan mendalam tubuh amal apakah ia bernyawa atau tidak.
Gambar: http://intisari-online.com//media/images/4625_balasan_sebuah_keikhlasan.jpg |
Kalam Hikmat ini membina jambatan yang menghubungkan hal dengan ikhlas. Hamba yang ikhlas berada dalam pemeliharaan Allah SWT. Apabila dia dirangsang untuk melakukan kejahatan dan kekotoran, Nur Rahsia Allah SWT akan memancar di dalam hatinya sehingga dia menyaksikan dengan jelas akan tanda-tanda Allah SWT dan sekaligus meleburkan rangsangan jahat tadi. Inilah tingkat ikhlas yang tertinggi yang dimiliki oleh orang arif dan hampir dengan Allah SWT. Mata hatinya sentiasa memandang kepada Allah SWT, tidak pada dirinya dan perbuatannya. Orang yang berada di dalam tingkat ikhlas yang tertinggi ini sentiasa dalam keridhaan Allah SWT baik semasa beramal ataupun tidak.
Sekali pun sukar mencapai peringkat ikhlas yang tertinggi namun, haruslah diusahakan agar diperolehi keadaan hati yang ikhlas dalam segala perbuatan baik yang lahir maupun yang batin. Orang yang telah tumbuh di dalam hatinya rasa kasih Allah SWT akan berusaha membentuk hati yang ikhlas. Mata hatinya melihat bahwa Allah SWT Tuhan Yang Maha Agung dan dirinya hanyalah hamba yang hina. Hamba yang berkewajiban tunduk, patuh dan taat kepada Tuhannya. Orang yang berada pada tinkatan ini maka ketika beramal hanya karana Allah SWT. Karena Allah SWT yang memerintahkan supaya beramal, berhak ditaati, perintah-Nya wajib dilaksana, semuanya karena Allah SWT tidak karena sesuatu yang lain. Golongan ini sudah dapat melawan hawa nafsu yang rendah dan pesona dunia tetapi dia masih melihat dirinya di samping Allah SWT. Dia masih melihat dirinya yang melakukan amal. Dia gembira karena menjadi hamba Allah SWT yang beramal kerana Allah SWT. Sifat kemanusiaan biasa masih mempengaruhi hatinya.
Setelah kerohaniannya meningkat hatinya dikuasai sepenuhnya oleh Allah SWT, menjadi orang arif yang tidak lagi melihat kepada dirinya dan amalnya tetapi melihat Allah SWT, Sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Apa saja yang ada padanya adalah anugerah Allah SWT bukan amal yang muncul dari kekuatan dirinya.
Tingkat ikhlas yang paling rendah ialah apabila amal perbuatan bersih daripada riak yang jelas dan samar tetapi masih terikat dengan keinginan kepada pahala yang dijanjikan Allah SWT. Ikhlas seperti ini dimiliki oleh orang yang masih kuat bersandar kepada amal, yaitu hamba yang mentaati Tuhannya karena mengharapkan pahala dari-Nya.
Di bawah tingkatan ini tidak dinamakan ikhlas lagi. Tanpa ikhlas seseorang beramal karena sesuatu muslihat keduniaan, ingin dipuji, ingin menutup kejahatannya agar orang percaya kepadanya dan bermacam-macam lagi muslihat yang rendah. Orang dari golongan ini walaupun banyak melakukan amalan namun amalan mereka adalah umpama tubuh yang tidak bernyawa, tidak dapat menolong pelakunya. Setiap orang yang beriman kepada Allah SWT haruslah mengusahakan ikhlas pada setiap amalannya baik yang bersifat ibadah maupun yang bersifat kebiasaan karena tanpa ikhlas syiriklah yang menyertai amalan tersebut.
Demikianlah, ikhlas merupakan kunci amalan hati. Semua amal shalih tidak akan sia aia tanpa dilandasi keihlasan. Karena diterima atau tidaknya suatu amal akan tergantung pada keihlasan hamba yang hanya diketahui oleh Allah SWT semata. Ingat, Allah tidak akan memberi air susu kecuali susu itu bersih dan jernih. Akankah kita memberiNya amal yang tercampur..
[*] Dinukil dari kitab al-Hikam karya Ibnu Atha’illah.
[*] Dinukil dari kitab al-Hikam karya Ibnu Atha’illah.
0 comments: