Potret Kehidupan Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul
Aziz adalah salah seorang pemimpin terbesar dalam sejarah Islam. Khalifah yang
biasa disebut Umar II itu—(Umar I adalah Umar bin Khattab, buyut dari Umar bin
Abdul Aziz), dikagumi bukan hanya oleh kawan-kawannya, melainkan juga oleh
lawan-lawannya, muslim maupun non-muslim. Kekuasaannya membentang luas dari
daratan Asia Selatan hingga Afrika Utara, dari Yaman di selatan hingga Yunani
di utara; suatu imperium yang kira-kira sama luasnya dengan seluruh daratan
Eropa ditambah Rusia sekarang.
Suatu hari,
Khalifah berpidato di hadapan kaum muslimin. Pidatonya sangat menarik dan
memikat. Akan tetapi, ada yang aneh pada dirinya. Khalifah sering memegang dan
mengibas-ngibaskan bajunya, sesekali di sebelah kanan, sesekali di sebelah
kiri. Padahal kibasan tangannya tidak ada hubungannya dengan isi pidato.
Setelah Khalifah
selesai berpidato, kaum Muslimin saling bertanya satu sama lain. Kenapa beliau
melakukan hal itu? Ada apa gerangan? Dari informasi yang ada, diketahui bahwa
baju yang dipakai Khalifah baru saja dicuci dan belum kering. Karena ketiadaan
baju lagi, maka baju itu dipakainya juga. Beliau selalu mengerak-gerakkan
bajunya agar cepat kering.
***
Suatu hari,
seorang perempuan Mesir datang ke Damsyiq (sekarang Damaskus) ingin bertemu
dengan Khalifah Umar. Dia bertanya di mana letak istana Khalifah, dan
orang-orang menunjukkannya. Sampailah ia ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
Di sana perempuan Mesir itu bertemu seorang wanita yang memakai pakaian lusuh
dan seorang lelaki sedang berlepotan tanah karena sedang memperbaiki rumahnya.
Setelah
mengetahui bahwa wanita berpakaian lusuh itu adalah Fatimah, isteri Khalifah
Umar, perempuan Mesir itu terkejut bukan main. Dia merasa heran sekaligus
kagum. "Mengapa tuan putri tidak menjauh dari lelaki pengangkut pasir
itu?" tanya perempuan Mesir itu lagi. "Yang mengangkut pasir itu
adalah suami saya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz," jawab Fatimah sambil
tersenyum. Sekali lagi perempuan Mesir itu terkejut dan beristighfar.
Khalifah Umar
memang tidak mempunyai pelayan kecuali seorang anak lelaki. Dialah satu-satunya
pembantu di rumahnya. Fatimah memberinya makan kacang-kacangan setiap hari,
sehingga si pembantu menjadi bosan. "Kacang..kacang...setiap hari
kacang-kacangan melulu," kata si pelayan menggerutu. "Inilah makanan
tuanmu, Amirul Mukminin, ananda," kata Fatimah menghiba.
Sutu hari,
Khalifah Umar bin Abdul Aziz sakit keras dan pakaian yang dipakainya sangat
kotor. Muslimah, kakak Fatimah, datang menemui adiknya dan melihat Khalifah
yang sedang sakit. "Fatimah, cucilah pakaian suamimu. Sebentar lagi akan
ada banyak tamu yang datang menjenguknya", tegur Muslimah. "Demi
Allah, beliau tidak punya pakaian lagi kecuali yang dipakai itu", jawab
Fatimah. (Sipe)
0 comments: