Cara Efektif Belajar Bahasa Asing

Di era modern ini, banyak sekali metode dan berbagai media yang menawarkan kesuksesan dalam menguasai bahasa “asing”. Akan tetapi, meskipun media pembelajaran telah disediakan, jika siswa yang bersangkutan tetap enggan atau tidak tertarik untuk mempelajarinya, tentu hal itu tidak berefek apa-apa pada siswa tersebut. Jadi, bukan hanya media saja yang dapat membantu, tetapi juga kesungguhan dalam mempelajari “bahasa”.

Belajar bahasa asing tidaklah sulit, tetapi juga tidak semudah membalik telapak tangan. Yang penting adalah kemauan dan ketekunan. Disini penulis mengambil wacana untuk kita pelajari bersama dari Pakar pembelajaran Bahasa Inggris, H. Douglas Brown, dia mengemukan lima prinsip belajar bahasa yang efektif

1. Jadikan Bahasa Bagian Dari Hidup Kita
Jika kita belajar bahasa di negeri tempat bahasa tersebut digunakan sebagai Bahasa Ibu, umumnya kita akan lebih cepat menguasai bahasa tersebut karena setiap hari dikelilingi oleh bahasa “Ibu”, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Hal ini disebabkan karena bahasa telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Demikian pula yang harus kita lakukan di Indonesia, jika kita ingin belajar “bahasa” dengan efektif: kita harus menjadikan “bahasa” sebagai bagian dari kehidupan kita. Artinya, kita harus mencoba menggunakannya setiap hari. Untuk itu, kita bisa membaca, mendengar, ataupun berbicara dengan menggunakan “bahasa” pada setiap kesempatan yang kita temui atau yang kita ciptakan. Misalnya, kita bisa menyisihkan waktu tiap hari untuk baca satu artikel “bahasa” dalam satu hari. Kalau satu artikel belum mampu, satu paragraf atau satu kalimat per hari pun tidak jadi masalah. Kita jadikan kalimat tersebut kalimat kita di hari itu, dan kita gunakan kalimat tersebut dalam segala kesempatan yang mungkin ada dalam hari itu. Atau, kita bisa juga meluangkan waktu untuk mendengarkan segala sesuatu dalam “bahasa” (lagu, berita, atau kaset-kaset berisi pembicaraan dalam “bahasa”) untuk membiasakan telinga kita terhadap bahasa asing tersebut.
Di sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya. Kita juga bisa mencoba untuk menulis dalam “bahasa” (menulis diary, surat pendek, ataupun menulis rencana harian, dll). Pada prinsipnya, kelilingi hidup kita dengan “bahasa” yang topik-topiknya kita senangi atau kita butuhkan.

2. Tanamkan Komitmen Yang Kuat
Untuk menjadikan bahasa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita, kita harus memiliki komitmen untuk melibatkan “bahasa” dalam hidup kita secara fisik, secara mental, dan emosional. Secara fisik, bisa dengan mendengar, membaca, menulis, dan melatih pengucapan dalam “bahasa”, terus-menerus dan berulang-ulang. Secara mental atau intelektual, bisa dengan berpikir dalam “bahasa” setiap kali kita menggunakan “bahasa”. Misalnya, dalam memahami “bahasa”, jangan kata per kata, tapi arti secara keseluruhan. Kita bisa mencoba mengenali beberapa ungkapan dalam “bahasa” yang memiliki arti yang kurang lebih sama, misalnya: How’re you?, How’s life? Bikam isytaraita hadza?, (jangan terpaku pada satu ungkapan saja). Dan, yang paling penting adalah keterlibatan kita secara emosional dengan “bahasa”. Kita perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar bahasa, dan mencari "hal-hal positif" yang bisa kita nikmati, ataupun bisa memberikan keuntungan jika kita mampu menguasai “bahasa”. Hal-hal ini akan memberikan energi yang luar biasa pada kita untuk tetap bersemangat belajar bahasa tersebut. Ketiga aspek (fisik, mental, dan emosional) ini harus kita libatkan secara total dalam proses belajar kita, jika kita ingin belajar bahasa dengan lebih efektif.

3. Praktek/Penerapan
Belajar bahasa adalah seperti belajar naik sepeda atau  menyetir mobil. Kita tidak bisa hanya membaca dan memahami "buku manual" saja, tetapi harus mencoba menggunakannya. Pada tahap percobaan, sangat wajar jika kita melakukan kesalahan. Yang penting adalah mengetahui kesalahan yang kita lakukan dan memperbaikinya di kesempatan berikutnya. Akan lebih baik lagi jika pada saat mencoba kita mempunyai guru yang bisa memberitahu kesalahan yang kita lakukan. Guru tidak harus guru formal di sekolah atau kursus, bisa juga sebuah kaset yang kita dengarkan dan bandingkan dengan ucapan kita, sebuah buku pelajaran yang bisa kita baca dan cek jawabannya, bisa juga kenalan, ataupun kerabat yang bisa membantu kita. tidak usah malu bertanya, dan tidak usah takut melakukan kesalahan. Dari pertanyaan yang kita ajukan dan dari kesalahan yang kita lakukan, kita bisa belajar banyak.

4. Membuat Kegiatan Ekstra Diluar Kelas
Jika kita belajar bahasa secara formal (di kelas, ataupun di kursus), biasanya jam belajarnya terbatas: empat, enam, ataupun delapan jam dalam seminggu. Yang pasti jam belajarnya sangat terbatas. Agar belajar bisa lebih efektif, kita harus menciptakan kesempatan untuk belajar juga di luar jam-jam belajar dalam kelas. mungkin berdiskusi dengan teman, mengunjungi websites yang menawarkan pembelajaran bahasa gratis, ataupun berkomunikasi dalam “bahasa” dengan teman-teman atau native speakers (baik melalui surat, email, ataupun percakapan langsung). Kita bisa juga mencoba membaca koran, majalah, buku-buku teks, mendengarkan radio, lagu, ataupun menonton acara-acara dan film. Agar proses belajar bisa lebih menarik, pilihlah topik-topik yang sesuai dengan minat, kebutuhan, ataupun yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang kita tekuni.

5. Strategi Belajar
Jika komitmen, keberanian mencoba, dan menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian hidup telah kita terapkan, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi belajar yang tepat untuk menunjang proses belajar kita. Strategi ini bisa kita kembangkan dan kita sesuaikan dengan kepribadian dan gaya belajar kita masing-masing. Ada yang lebih mudah belajar dengan menggunakan "cue-cards", yaitu kartu-kartu kecil yang bertuliskan ungkapan atau kata-kata yang ingin kita kuasai disertai dengan contoh kalimat yang bisa menggunakan kata-kata tersebut. Kartu ini bisa kita bawa kemana pun kita pergi. Kapan pun ada kesempatan, kita bisa mengambil kartu ini dan membacanya serta mencoba melakukan improvisasi dengan kata-kata baru dalam struktur kalimat yang sama. Ada pula orang yang lebih mudah belajar dengan langsung berkomunikasi lisan dengan orang lain atau native speakers. Dari komunikasi ini mereka bertanya, mendengar, dan memperbaiki ucapan dan meningkatkan kosa kata mereka dengan gaya belajar kita.
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Gaya belajar ini terbentuk dari lingkungan dan kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita mengenal gaya belajar kita, maka kita bisa memilih strategi belajar yang efektif, yang disesuaikan dengan gaya belajar kita masing-masing.

Auditory learners.
Jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar dengan mendengarkan, maka kita memiliki gaya belajar "auditory." Jika ini gaya belajar kita, maka kita bisa memperbanyak porsi belajar dengan mendengarkan, ntah mendengarkan kaset pelajaran “bahasa”, lagu-lagu favorit, ataupun percakapan-percakapan dalam “bahasa” di film-film favorit yang kita tonton. Dengarkan ucapan, ungkapan yang digunakan, perhatikan konteks ataupun situasi di mana kata-kata ataupun ungkapan tersebut digunakan. Lakukan hal ini berulang-ulang maka kita akan bertemu dengan ungkapan serupa yang dapat kita latih secara berkala, sehingga kita bisa makin mahir mengucapkan dan menggunakannya.

Visual learners.
Jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar melalui input visual (gambar, tulisan), maka kita memiliki gaya belajar "visual". Banyak strategi yang bisa kita lakukan. dari membaca artikel-artikel dalam “bahasa” yang kita anggap penting dan menarik di surat kabar, majalah, ataupun internet, untuk kemudian kita coba ceritakan kembali dengan kata-kata yang kita susun sendiri, baik dalam bentuk tulisan ataupun dalam bentuk ucapan. Sampai membaca dan mempelajari contoh surat, proposal, brosur yang sering kita temui dalam melakukan pekerjaan kita. Untuk mencoba memahami suatu konsep abstrak, kita bisa menggambarkannya dalam bentuk visual: "flow chart", tabel, ataupun bentuk-bentuk visual lainnya.

Kinesthetic learners.
Jika kita lebih suka belajar dengan melakukan sesuatu atau bergerak, maka kita bisa belajar dengan menggunakan komputer (di mana kita harus menekan tombol di keyboard, atau mouse), sehingga kita tidak cepat bosan. Kita bisa juga bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan “bahasa” yang memiliki banyak kegiatan dan permainan yang melibatkan gerakan. Yang juga bisa kita lakukan adalah belajar dengan menulis, atau mencoba memahami sebuah kata atau ungkapan dengan membayangkan gerakan yang bisa diasosiasikan dengan arti kata-kata tersebut.

Setiap orang bisa memiliki lebih dari satu gaya belajar (misalnya auditory dan visual, atau visual dan kinesthetic). Apa pun gaya belajar kita, jika sudah mengenalnya, bisa kita terapkan strategi belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar tersebut agar hasilnya bisa lebih efektif. Selamat mencoba, dan semoga berhasil, Amin

0 comments: