KESEDERHANAAN HIDUP MUHAMMAD
Jika kita
bandingkan hidup nabi Muhammad sebelum misinya sebagai nabi dan hidupnya
setelah ia mulai misinya sebagai nabi kita akan menyimpulkan bahwa diluar
alasan untuk berpikir nabi Muhammad itu adalah seorang nabi palsu yang
mengklaim kenabian untuk keuntungan material, kebesaran, kemuliaan atau
kekuasaan.
Sebelum misinya
sebagai nabi, nabi Muhammad tidak punya keraguan tentang keuangan. Sebagai
pedagang yang sukses dan diakui, nabi Muhammad menarik suatu pendapatan yang
nyaman dan memuaskan. Setelah misinya sebagai nabi dan karena itu beliau
menjadi miskin. Untuk memperjelas ini, mari kita membaca pernyataan tentang hidupnya:
-
Sahl bin saad, satu dari shohabat (rekan) nabi
Muhammad berkata: nabi demi Tuhan tidak pernah melihat roti yang terbuat dari
tepung yang bagus dari waktu Tuhan mengutusnya (sebagai Nabi) hingga beliau
wafat.
-
Amr bin Harits, satu dari shohabat nabi berkata
bahwa ketika nabi wafat, dia tidak meninggalkan uang atau lain-lain kecuali
kuda putihnya, senjatanya, dan sebidang tanah yang ia serahkan untuk amal.
Nabi
Muhammad hidup penuh cobaan sampai beliau wafat meskipun dana cadangan umat Islam
berada dalam genggamannya. Sebagian besar jazirah arab telah masuk Islam
sebelum beliau meninggal, dan umat Islam mendapat kemenangan setelah tahun
ke-18 kenabian.
Apakah
mungkin kalau nabi Muhammad dituduh memperoleh kenabian hanya untuk mencapai
kedudukan dalam masyarakat, kejayaan dan kekuatan? Keinginan untuk menikmati
suatu kedudukan dan kekuatan biasanya berhubungan dengan makanan-makanan yang
enak, pakaian yang indah, tempat yang besar, prajurit yang bersemangat dan
kewibawaan yang tidak dapat disangkal. Apakah ada dari semua itu digunakan nabi
Muhammad? Hidupnya yang sesaat inilah yang bisa membantu dalam menjawab
pertanyaan berikut ini.
Disamping
tanggung jawabnya sebagai nabi, guru, negarawan dan juga hakim, nabi Muhammad
dulu memerah susu kambingnya, menambal pakaiannya, membantu pekerjaan rumah
tangga, dan mengunjungi orang miskin ketika mereka sakit, juga membantu
rekan-rekannya dalam menggali parit dengan memindahkan pasir dengan mereka.
Hidupnya adalah suatu model sederhana dan kesederhanaan yang mengagumkan.
Nabi
Muhammad cinta dan percaya kepada pengikutnya. Mereka menghormatinya sebagai
seorang yang mengagumkan. Meskipun begitu, dia menekankan bahwa penyembahan
harus langsung ke Tuhan dan bukan pribadinya. Itu dikatakan Anas, satu dari
shohabat nabi bahwa tidak ada orang yang lebih mereka cintai daripada nabi
Muhammad. Meskipun begitu, ketika beliau datang ke mereka, mereka tidak berdiri
untuknya karena beliau tidak suka mereka berdiri untuknya.
Jauh
sebelum itu beberapa kemungkinan berhasilnya Islam dan pada permulaan yang
panjang dan zaman susah payah dari siksaan, penderitaan dan penganiayaan dari
nabi Muhammad dan pengikutnya, dia diberi penawaran yang penting. Seorang
utusan dari pimpinan penyembah berhala. Otba, datang untuk menanyainya:…jika
kamu ingin uang, kami akan mengumpulkan banyak uang untukmu sehingga kamu
menjadi yang terkaya dari kami. Jika kamu ingin kepemimpinan, kami akan menjadikanmu
sebagai pimpinan kami dan tidak pernah menentukan suatu hal tanpa
persetujuanmu. Jika kamu ingin kerajaan, kami akan mengangkatmu sebagai raja
kami…" hanya satu izin yang dikehendaki dari nabi Muhammad untuk kembali
mengajak orang ke Islam dan menyembah Tuhan sendiri tanpa teman. Tidakkah
pilihan ini menjadi penggoda untuk mengejar manfaat duniawi? Apakah nabi
Muhammad bingung ketika pilihan ini dibuat? Apakah dia menampiknya sebagai
strategi perjanjian untuk meninggalkan pintu terbuka untuk sebuah tawaran yang
lebih baik? Menurut jawabannya: (Dengan nama Tuhan yang maha pengasih, maha
penyayang). Dia menceritakan ayat Al Qur'an 41:1-38 untuk khutbah. Menurut
beberapa ayat:
(Sebuah kabar
dari Tuhan) yang maha pengasih, maha penyayang. Sebuah buku tentang ayat yang
menjelaskan secara detail Al Qur'an dalam bahasa arab untuk orang-orang yang
tahu, memberikan kabar gembira dan peringatan, tapi kebanyakan dari mereka
berpaling sehingga mereka tidak mendengarkan) Al Qur'an 41:2-4.
Ini semua menunjukkan kebangsawanan dan kesederhanaan nabi selama
perjuangannya untuk menyebarkan Islam.
0 comments: