Profil YPI Darut Ta'lim
Seiring dengan semakin berkembang dan majunya sistem pendidikan pondok pesantren diera globalisasi dan semakin majunya sestem pendidikan pondok pesantren yang dikenal dengan memakai sestem pendidikan klasik. Disamping para santri diwajibkan mempelajari dan mengkaji tentang ilmu keagamaan, baik dengan bersekolah maupun bahtsul masail, maka para santri juga diwajibkan belajar menjadi anggota masyarakat, lambat laun mereka juga akan kembali ketempat asalnya masing-masing.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu dibentuk adanya sebuah wadah atau sarana yang memberikan muatan baru kemana semua potensi dan semangat dedikasi para santri diorentasikan secara terprogram dan terarah, sehingga cita-cita untuk kembali kepada masyarakat seperti yang tertulis dalam al-qur’an. Liyatafaqquhuu Fiddiin Dan Liyunndiruu Qaumahum (Untuk Mempelajari Ilmu Agama dan Memberikan Peringatan Serta Bimbingan Kepada Masyarakat) benar-benar terwujud bukan hanya sekedar pemeo belaka, untuk mensikapi hal tersebut, maka keberadaan suatu pondok pesantren mutlak perwujudanya.
Pada awalnya pondok pesantren Darut Ta’lim adalah hanya kumpulan dari beberapa santri yang berasal dari daerah (Surabaya, Madura) dan semakin berkambangnya santri yang ingin menuntut ilmu kepada KH. M. Syamsul Arifin ZE. Maka bertepatan pada tanggal 17 Juli 1997 dideklarasikan pondok pesantren Darut Ta’lim sebagai lemabaga pendidikan islam.
Yayasan Pendidikan Islam “Darut Ta’lim” Merupakan salah satu lembaga pendidikan berbasis Islam yang sudah terkonstruksi, ibarat rumah, pondasi pondok pesantren telah dibangun begitu kokoh dan apik oleh KH. Syamsul Arifin ZE dengan beton tauhid, syari’ah, tasawuf dan muamalah secara kuat, terpadu dan harmoni. Sehingga mampu memunculkan keunggulan lokal (jati diri) dan citra pengaruhnya dalam kehidupan secara meluas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya alumni yang diterima oleh masyarakat dan memiliki peran strategis untuk membangun masyarakat lebih baik.
Darut Ta’lim adalah nama salah satu pondok pesantren di Surabaya yang didirikan oleh ulama terkenal Al Marhum KH. Muhammad Samsul Arifin ZE yang mana beliau habiskan hidupnya untuk diabdikaan mencari ilmu khususnya dalam bidang agama, masa pendidkan beliau MI di Madura, Madrasah Tsanawiyah dan madrasah Aliyah di pondok pesantren Tebuireng Jombang setelah lulus beliau melanjutkan belajar di Universitas mesir-makkah dan akhirnya pada usia 34 tahun beliau kembali ke Tebuireng mengabdi menjadi guru pengajar, dan pada umur 35 tahun beliau pulang untuk mendirikan pondok pesantren sendiri. sekitar tahun 1985-an dan beliaupun langsung menjadi pengasuhnya. pada tahun 2008 beliau menghadap sang pencipta dengan tenang yang kemudian tongkat kepemimpinannya digantikan oleh istrinya yakni Ibu Nyai Hj Tubibah Arifin dan putra-putri beliau sampai sekarang.
Yayasan pondok pesantren Darut Ta’lim Kenjeran, merupakan mediator sebagai bagian dari refleksi anak bangsa yang perlu kembali merefleksikan nilai-nilai kemerdekaan dan manifestasinya. Menyikapi problematika ini diperlukan sebuah media yang mampu memberikan tawaran dan solusi-solusi alternatif dimana agama yang notabennya mengedepankan fitrah kemanusiaan yang universal namun juga historis secara bersamaan. Sudah hampir empat tahun kepemimpinan Nyai. Hj Tubibah Arifin menjadi Pengasuh Pesantren Darut Ta’lim dan mengelolah beberapa unit pendidikan yaitu: Pondok Putra, Pondok Putri, Raudlatul Atfal (RA), Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah Salafiyyah Syafi’iyyah, Madrasah Diniyah Darut Ta’lim (Pendidikan Salaf 3 tahun setingkat MTs-Aliyah) Kini tampak serius berupaya memunculkan kembali jati diri tersebut, sekalipun tidak mudah dan berjalan tersendat-sendat. Dibutuhkan riset dan refresh pondasi terlebih dahulu sebagaimana asal dan bagaimana memulai membangun rumah itu dari awal. Dibutuhkan niat ikhlas dan perjuangan tanpa henti-henti dari keluarga besar, pengelola dan alumni dengan kapasitas masing-masing. Beberapa urun rembug yang dapat menjadi bahan redesain pendidikan di Darut Ta’lim.
Realitas Dinamika
a. Keadaan Pendidik dan Santri Pondok Pesantren Darut Ta’lim: Dalam pengajaranya santri dididik para Asatidz wal Ustzaadzaat yang berada dalam lingkungan Pondok Pesantren dengan staf–staf tenaga pengajar yang berkompeten dibidangnya. Santri Pondok Pesantren Darut Ta’lim hingga saat ini sekitar 350 Santri dari berbagai daerah. Setingkat MI, Tsyanawiah materi yang diajarkan adalah kitab Al Anjurumiyah, Mabadi al Fiqhiyah, Amstilah Tashrifiyah Ta’limul Muta’allim, Tafsir Jalalain, Fathul Qorib. Setingkat Aliyah materi yang diajarkan adalah Arbain Nawawi, Riyadhus Sholihin, Rahmatul Ummah, Qurrotul Uyun, Bulughul Marom, dll. Berdasarkan materi yang sudah disebutkan diatas itu maka penyampaiannya disesuaikan dengan tingkat jenjang pendidikanya bahkan ada beberapa tenaga pengajar yang memberikan lebih tingkatan materinya. Adapun kegiatan belajar mengajarnya dilakukan setiap hari kecuali hari libur dilaksanakan tiap pagi dan malam hari yang sorenya sekolah diniyah:
b. Metode dan Bahasa yang digunakan
Ustadz dan Ustadzat dalam menularkan kepada santrinya lewat pengajian kitab kuning ini lazim menerapkan satu dari dua sistem yaitu:
Sistem Sorogan: Seorang santri secara individual menghadap para Ustadz sambil membawa kitab yang sudah pernah diajarkan, selanjutnya santri tersebut aktif membaca beserta makna dengan itu ustadz mengamati dengan cermat mutu bacaa dan makna santrinya sekaligus memberi petunjuk teguran dan bimbingan semaksimal mungkin, sistem sorogan pantas mewakili teknis Al Qiro’ah dalam tahammul wal –ada’ dalam ulumul hadits:
Sistem Bandongan / Weton: Sekelompok santri mendengarkan Ustadza/ah membaca kitab yang langsung disertakan makna dalam bahasa jawa dan menerangkan maksud dan ulasanya menggunakan bahasa Indonesia dengan tujuan supaya dapat dipahami oleh santrinya dan yang tampak dari sistem ini adalah halaqohnya bukan klasikal (madrasi) Sistem sorogan ini sangat banyak menyita banyak waktu dan tenaga, hasilnya pun hanya terbatas pada santri tertentu, namun harus diakui bahwa dengan sistem tersebut santri bersifat aktif dan dituntut disiplin sehingga jadi terampil individualnya dalam membaca/ menguasai kitab salaf sehingga bimbinganya berefektifitas tinggi , sebab dapat diketahui titik–titik kelemahan santri dan tepat sasaran bila beliau mengarahkannya.
Program kegiatan
Program kegiatan pondok pesantren Darut Ta’lim dibagi menjadi empat bagian yaitu: kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, dan kegiatan tahunan yang kesemuanya lebih diorentasikan dan lebih difokuskan untuk pembinaan dan penyaluran seluruh potensi-potensi dan kreatifitas yang di miliki oleh para santri
- Kegiata harian diantara kegiatanya Sekolah formal, diniyah, Muhadarah, mengaji Al-Qura’an, mengkaji kitab-kitab kuning, diskusi dll
- Kegiatan mingguan diantara kegianatanya yaitu: Latihaan kitobah/pidato, Qiroah, jamiyah Hisdar ( istighosah, diba’iyah baca sholawat dengan al-banjari dan hadrah
- Kegiatan bulanan diantaranya yaitu bahtsul masail, jamiyah diniyah, khotmil alqur’an dan setoran hafalan
- Kegiatan tahunnan diantara kegiatan yaitu memperingati haul KH.M Syamsul Arifin ZE dan haflah akhir sanah pondok pesantren darut Ta’lim peringatan hari besar islam dan peringatan hari besar nasional
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
C@T@T@N
0 comments: