Kenapa Adam As Ingin Menjadi Malaikat ?
Bermula dari kedengkian Iblis
yang diusir dari Surga akibat kesombongan dan pembangkangannya, tidak mematuhi
perintah Tuhan bersujud kepada Adam. Lalu cari-cari akal, gimana caranya agar
Adam dan Hawwa juga ikut terusir bersama-sama. karena kecerdasannya, Iblis
menemukan cara terjitu dengan memutar balikkan fakta. kepada Adam dan Hawwa dia
memberi brifing : "Mâ nahâkumâ rabbuka 'an hâdzih al-syajarah illâ an
takûnâ malakain aw takûnâ min al-khâlidîn" (al-A'raf:20). Ada dua bacaan
pada lafadh "malakain": bi fath al-lâm wa bi kasrihâ (malikain).
Dibaca fathah, artinya malaikat, bila dibaca kasrah bermakna raja dan ratu.
sehingga terjemahan bebasnya begini :
Pertama, Hai Adam, kalian
mengerti kan arti khuldi ?. Khuld artinya abadi. Jadi, bila kalian makan buah
itu, maka kalian akan hidup abadi di Surga ini seperti para Malaikat yang
kalian saksikan setiap waktu. Kedua, ..kalian akan menjadi raja dan ratu abadi
di taman surga ini. Sengaja Tuhan melarang kalian memakan buah keabadian itu
karena Tuhan tidak menghendaki kalian abadi tinggal di Surga ini. Kalian
justeru akan diturunkan ke bumi bila tidak makan. Demi lebih meyakinkan,
Iblis—selanjutnya—bersumpah sebagai berkata jujur nan sungguhan. Dan penamaan
buah khuldi itu sesungguhnya akal-akalan Iblis sendiri. Tuhan tidak pernah
menamainya begitu.
Dari sisi materi rayuan, sungguh
amat mantap karena Adam dan Hawwa sudah merasakan bagaimana nikmatnya hidup di
taman Surga yang serba mewah. dengan penjelasan Iblis itu, tentu saja mereka
lebih memilih hidup terus di surga ketimbang nanti diusir ke bumi. Apalagi
ditinjau dari keadaan para penghuninya yang santun dan serba damai, saling
bersopan-sopan dan bertutur kata lembut menawan. Dibanding di bumi yang tidak
menentu dan keras.
Apalagi bila ditilik dari bacaan
kedua yang menjanjikan Adam dan Hawwa menjadi Raja dan Ratu di Surga.
Bayangkan, seorang raja dan ratu yang dihormati dan serba dilayani, serba
dipuji dan disanjung. Utamanya bagi Hawwa yang nota benenya seorang wanita.
Wanita mana yang tidak suka menjadi ratu terhormat dan serba diservis.
Untuk itu, keterjebakan Adam dan
Hawwa hingga mempercayai omongan Iblis cukup masuk akal. Pertama, memang
keduanya tidak punya pengetahuan analisis seperti paparan Iblis tadi. Jadi ya
percaya saja. Kedua, Adam dan Hawwa sungguh lupa sama sekali terhadap pesan
Tuhan yang melarang memakan buah tersebut. Ketiga, itu skenario Tuhan yang
sudah digariskan dan tidak bisa gagal. Tuhan punya rencana memakmurkan bumi dan
manusia ditunjuk sebagai pengelolanya. Maka Adam dan Hawwa sebagai manusia
pertama harus turun menempati bumi. dan agar Tuhan punya alasan pengusiran,
Maka dipakai cara tersebut.
Terima kasih kepada Tuhan yang
punya grand design untuk umat manusia menikmati bumi. Terima kasih kepada Iblis
yang ikut mensukseskan turunnya bapak Adam dan bunda Hawwa. Andai tetap tinggal
di sana, maka kami-kami tidak akan hidup di bumi ini. [ ]
Oleh KH. A. Mustain Syafi’i, M.Ag
Oleh KH. A. Mustain Syafi’i, M.Ag
0 comments: