Mari kita memaksa diri untuk ingat mati !
Maaf...baru terfikir untuk
menceritakan cerita ini pada rekan-rekan pengunjung Dudung.net,
mungkin ceritanya sudah basi, tapi insya Allah menarik, ada sisi baik di
balik dari cerita ini untuk kita renungkan, berikut ini ceritanya.
Sama seperti pada minggu-minggu sebelumnya,
walau tidak rutin tapi sering...Pagi-pagi sekali kami bertiga, aku, istri dan
anak dalam satu sepeda motor berangkat menuju pengobatan alternatif untuk
terapi kesehatan. Ketika itu istiku sedang hamil 8 bulan, agar ia dan janin
yang dikandungnya sehat, untuk itu kami berinisiatif rutin terapi. Di samping
biayanya sangat terjangkau, sekalian aku dan anak pertamaku juga diterapi
disana, sekedar untuk menjaga kesehatan.
Berhubung pengobatan alternatif buka praktek
jam 1/2 6 pagi, jadi jam 4 pagi kami harus sudah siap-siap berangkat, sholat
subuhnya berjamaah di masjid yang berada tidak jauh dari tempat praktek itu.
Pagi itu, sekian menit lagi akan sampai ke mesjid, aku dikejutkan dengan
melintasnya Bajaj di perempatan lampu merah di kawasan Tebet Dalam ! biasalah
perempatan lampu merah yang letaknya agak jauh ke dalam dari jalan besar, orang
suka main nyelonong aja. Apalagi di pagi hari, selain sepi...pada perempatan
seperti itu jarang ada polisi yang bertugas disana.
Detail kejadiannya begini. Ketika berada di
perempatan lampu merah, saat itu jatahku untuk jalan dan dari jauh juga aku
lihat lampu memang sudah hijau. Pada waktu aku akan tancap gas untuk belok
kanan, selang sekian detik...dari arah berlawan ada Bajaj melaju kencang
menerabas lampu merah. Masya Allah, Asli...aku kaget sekali, puji syukur
Alhamdulillah terucap di hati dan dalam sholat aku sujud syukur, Allah masih
memberi kesempatan pada kami bertiga untuk hidup, ups...bukan bertiga...tapi
berempat ! ada satu lagi, yaitu janin yang sudah berumur 8 bulan di dalam rahim
istriku.
Lalu sesampai di tempat tujuan dan dalam
situasi antri, ada salah seorang Bapak-bapak disana menginformasikan bahwa
Taufik Savalas meninggal dunia. "Innalillahi wainna ilahi rojiun"
ucapku spontan saat itu. Lalu penasaran juga aku pingin tau jelas gimana
kejadian wafatnya pelawak kondang itu ?! Langsung saja aku bertanya
"meninggalnya kenapa Pak ?" Bapak itu bilang "tabrakan" !
Wah kaget juga aku...karena baruuu saja aku sekeluarga hampir kena musibah yang
sama. Dalam beberapa jam ke depan terlintas terus di pikiranku mengenai
kejadian di perempatan itu tadi. Tapi aku tidak sanggup untuk terus
membayangkannya bila saat itu sampai terjadi tabrakan beneran ! apalagi saat
itu istriku dalam keadaan hamil tua.
Seiring dengan meninggalnya Taufik Savalas, di
penjuru negeri dan belahan negara sana,
banyak juga manusia yang menjumpai ajalnya dan begitu seterusnya sampai hari
akhir nanti. Dalam surah Ali-Imran ayat 185, Allah berfirman "Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati". Begitulah ketentuan yang berlaku
tertulis di dalam Al-qur'an.
Bila ajal sudah tiba ! berarti jatah waktu kita
hidup di dunia sudah habis. Tidak ada satu mahluk pun yang bisa menghindar lari
dari jemputan malaikat Izroil yang memang secara khusus sudah diperintahkan
oleh Allah. Allah berkata dalam QS.Al-Munaafiqun Ayat 11 "Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang
waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan."
Dalam ayat lain Allah berfirman
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan". (QS.Al-Jumu'ah : 8).
Mendengar kabar orang meninggal dunia, sungguh
itu sebuah kabar yang tidak mengenakan untuk di dengar, apalagi yang meninggal
dunia itu sodara dekat atau kawan dekat. Seperti Taufik Savalas itu, aku lihat
berita di layar kaca, beberapa kawannya sampai ada yang meneteskan air mata.
Masyarakat pun ada yang merasa kehilangan sosok pelawak yang sangat lucu itu.
Saat mengenangnya mereka berkomentar "dia orangnya ramah lho dan baik,
dermawan juga suka bagi-bagi duit pada orang miskin, dan suka berdakwah
juga".
Saat kita melihat atau mendengar ada orang
meninggal dunia, jangan hanya berexpresi sedih dan berkomentar seperti tadi di
atas. Karena buat apa hanya berexpresi sedih, tapi jauh dari ingat mati !
harusnya berbarengan dengan expresi itu, kita paksakan diri untuk ingat mati,
bahwasanya kita juga akan mengalami hal yang serupa, yaitu mati ! Jadi
merenunglah sejenak, sudah sampai mana kwalitas ibadah kita hingga saat ini dan
sudah sejauh mana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian ?! menurut
hematku, begitu lah seharusnya sikap diri ketika melihat atau mendengar ada
orang yang sudah lebih dulu menghadap keharibaan-Nya.
Baginda Nabi Muhammad S A W bersabda ''Orang
yang cerdas adalah orang yang pandai menghisab dirinya di dunia dan beramal
untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang
dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya suka berharap kepada Allah
tanpa melakukan apa-apa.'' (HR Tirmidzi).
Mari kita memaksa diri untuk ingat mati, karena
kapan saja dan dimana saja maut bisa datang ! Mati tidak selalu berawal dengan
timbulnya penyakit, tapi bisa datang dengan tiba-tiba tanpa diduga. Itu
semata-mata karena memang jatah waktu hidup sudah habis, jadi saat itu Allah
memerintahkan malaikat Izroil untuk mencabut jawa seseorang dalam keadaan
apapun. Wallahu 'alam bish showab.
0 comments: